PENGANTAR
PERJANJIAN LAMA 1
|
Buku Ws.Lasor |
A.
Pendahuluan
Otoritas Perjanjian Lama
Kristus sendiri mengakui otoritas
penuh dan sifat yang mengikat dari kitab Perjanjian Lama, bahkan Dia sering
mengutip Perjanjian Lama sebagai dasar pengajaran-Nya. Yesus memandang Perjanjian
Lama sebagai tulisan yang diilhami dan berotoritas, yang mencatat karya Allah
dalam sejarah yang menuju kepada puncaknya dalam kerajaan-Nya yang akan datang.
Demikian juga Paulus mengakui pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci
Perjanjian Lama (2 Tim. 3:16) dan menemukan maknanya yang terdalam dalam rangka
penantian dan persiapan Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan dalam surat Ibrani,
Yakobus, dan Wahyu juga banyak memakai kiasan dan kutipan Perjanjian Lama.
Penyataan Dan Pengilhaman
Penyataan adalah perbuatan yang
mengungkapkan atau membuka. Dalam pengertian aktif, penyataan terdapat dalam
komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan yang diberikan-Nya, firman
yang diucapkan-Nya, dan perbuatan yang dilakukan-Nya, baik melalui karya-Nya dalam
sejarah maupun firman-Nya. Sehingga tanpa penyataan melalui firman, sedikit
sekali manusia yang mengetahui penyataan-Nya melalui karya-Nya.
Penyataan Allah perlu karena Allah
melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia dan karena manusia yang telah
jatuh dalam dosa sehingga tidak dapat mendengar, melihat, dan memahami apa yang
dinyatakan Allah dengan jelas. Penyataan Allah kepada manusia terjadi melalui
alam (penyataan alamiah) kepada setiap manusia dan melalui Alkitab (penyataan
khusus) terhadap sekelompok orang yang dipilih-Nya. Di samping karya-Nya dalam
penciptaan dan sejarah, Allah menyatakan diri-Nya melalui mimpin, penglihatan
dan kata-kata. Penyataan yang paling sempurna ada dalam diri Kristus, Anak-Nya
yang menjadi manusia (Ibrani 1:1-3).
Dalam proses memberikan penyataan-Nya,
Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diri dan rencana-Nya pada suatu
saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang semakin lengkap dan jelas
(misal. Kej. 12:1, 7, 15:13). Yesus sendiri menyatakan Dia datang bukan untuk
meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Jadi Dia
tidak meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi (PL) melainkan untuk
menambahkan “sesuatu yang baru”, yang membuat hal-hal sebelumnya menjadi
“lama”. Jadi PL harus dipahami dalam terang penyataan yang lengkap dari PL dan
PB.
Tujuan utama Allah dalam menyatakan
diri dan kehendak-Nya bukanlah untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia,
melainkan untuk menyelesaikan rencana-Nya (bagi manusia) untuk mencapai
keselamatan. Bahkan Samuel menjawab pertanyaan Saul dengan menyatakan kehendak
Allah (1 Sam. 9:3-10:8). Tugas nabi bukan untuk meramal melainkan menyatakan
kedaulatan Allah atas sejarah Israel (1 Raj. 22:1-28).
Pengilhaman adalah karya Roh Allah
atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka menyampaikan penyataan
Allah dengan tepat secara lisan dan tulisan. Sedangkan bagi generasi berikutnya
penyataan itu diteruskan melalui Alkitab yang tertulis. Pengilhaman kata per
kata berarti Roh Allah sedemikian meresapi pikiran para penulis Alkitab
sehingga mereka memilih kata-kata, ungkapan-ungkapan yang tepat dari
perbendaharaan kata dan pengalaman mereka untuk menyampaikan pesan Allah yang
tepat.
Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan
berwibawa yang ajarannya mengikat penganutnya. Dalam pembentukan kanon PL, ada
empat langkah yang berkaitan erat yaitu :
1.
Ucapan-ucapan
yang berwibawa, yang dimulai ketika Musa mencatat firman-Nya di
Gunung Sinai
(Kel. 24:3-4).
2.
Tulisan-tulisan
berwibawa (Ulangan 31:24-26).
3.
Kumpulan
kitab-kitab berwibawa (Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab)
4.
Kanon
yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa
(tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
Penulisan Perjanjian Lama
Bahasa
asli PL adalah bahasa Ibrani dan sedikit bahasa Aram. Salah satu masalah utama
dalam teks adalah menentukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam Alkitab dengan
tepat. Media yang digunakan dalam penulisan adalah perkamen (kulit yang
disamak), papirus, lembaran kayu, lilin atau tanah liat serta pecahan keramik.
Sedangkan pemakaian kodeks dalam bentuk buku baru digunakan sejak abad pertama
Masehi. Alat-alat tulis yang digunakanpun bermacam-macam sesuai dengan
medianya, misalnya pahat, pena besi dengan mata intan, pena buluh. Proses
penyalinan dan penyuntingan selama berabad-abad menyebabkan sedikit perubahan
dalam teks aslinya (walau tidak merubah maksud dan artinya). Untuk menentukan
teks asli ada beberapa petunjuk praktis yaitu :
a. Mengikuti teks Masora kecuali artinya
tidak jelas atau banyak bukti yang berbeda.
b. Teks yang lebih sulit dan tua biasanya
lebih mungkin asli.
c. Teks
yang lebih singkat biasanya asli karena orang cenderung suka menambahkan
daripada mengurangi.
d. Menerima
teks yang memberikan penjelasan terbaik tentang terjadinya semua variasi
lainnya, sebagai yang asli.
Macam-macam terjemahan-terjemahan kuno
adalah Taurat Samaria, Targum Aram,
Septuaginta
(LXX), dan terjemahan-terjemahan Yunani lainnya, terjemahan Siria,
terjemahan-terjemahan Latin, dan terjemahan sekunder lainnya.
Geografi
Penyataan
Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis
menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat
bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi
oleh barisan pegunungan yang menhan angin musim dingin. Di sebelah Selatan
dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi
penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan
dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.
Nama
Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut
sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu
disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung
Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah
(barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu
juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan.
Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara
disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.
Arti
pentingnya geografi dapat dilihat secara politis dan teologis. Secara politis
Palestina merupakan jembatan antara kebudayaan-kebudayaan Eropa, Asia Barat
Daya dan Afrika Utara. Keadaan alam menerangkan mengapa orang Israel hidup
terisolasi, juga menerangkan mengapa perpecahan sering terjadi di Israel.
Kerajaan Yehuda terletak di lembah sempit yang penuh dengan batu besar sehingga
sukar untuk ditaklukkan, sedangkan Samaria yang terletak di dataran lebih mudah
untuk diserang musuh. Secara teologis keadaan geografis dapat dipahami paling
jelas pada saat nabi-nabi berjuang melawan Baal. Orang Kanaan memuja Baal yang
mencakup pelacuran seksual untuk membujuk tanah agar memberikan hasilnya.
Keadaan ini sangat berbeda dengan kepercayaan bangsa Israel yang yakin bahwa
Allah-lah yang menciptakan dunia, memberi atau menahan hasilnya.
B.
Taurat
Kitab
Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan
membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang
membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup
kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan,
pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di
samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti
perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian,
susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab
Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks
dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun
demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan
Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin
Musa mencatat kematiannya sendiri.
Kitab
Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan
isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan pengentar ke
dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu :
a. Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11).
Bagian ini
merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula
dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman
Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan
akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.
b.
Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini
menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa
leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari
kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan
anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir
kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).
Kitab
Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata
melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada
empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam
kitab ini yaitu :
1)
Allah
sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua
ciptaan Allah itu baik adanya.
2)
Masalah
dosa.
Masalah timbul ketika
manusia jatuh dalam dosa.
3)
Penghakiman
Allah atas dosa manusia.
Dosa manimbulkan
penghakiman Allah atas manusia.
4)
Anugerah
Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat
mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan
manusia.
Kitab
Kejadian II: Sejarah Bapak-Bapak Leluhur
Kisah pemilihan dan pemanggilan
Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa
manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu
Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang
Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu :
1)
Penelitian
menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
2)
Kisah
bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M.
Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada
abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai
dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum
mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum
tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Tema teologis
kisah bapa-bapa leluhur adalah sebagai berikut :
1)
Pemilihan
dan janji-janji Allah.
Pemanggilan
Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa
Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
2)
Iman
dan kebenaran.
Ketaatan
dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman
dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji
Allah.
3)
Perjanjian.
Perjanjian
yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan
utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan
tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan
sanksi-sanksi dan sumpah.
Kitab
Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur”
kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M.,
ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir
mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas
kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300
– 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun
dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)
Kitab
Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua
peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir
melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan
diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sebagai berikut :
1)
Pembebasan
dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
2)
Kelahiran
dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
3)
Tulah
dan Paskah (6:28 – 13:16)
4)
Berangkat
dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
5)
Perjalanan
ke Sinai (15:22 – 18:27)
6)
Perjanjian
di Sinai (19 – 24)
7)
Tuhan
menampakkan diri di Sinai (19)
8)
Pemberian
perjanjian (20:1 – 21)
9)
Kitab
perjanjian (20:22 – 23:33)
10) Pengesahan perjanjian (24)
11) Petujuk untuk mendirikan Kemah Suci
dan upacara-upacara keagamaan (25 – 31)
12) Kemah Suci dan peralatan (25 -27;
29:36 – 30:38)
13) Para imam dan persembahan (28:1 –
29:35)
14) Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
15) Peringatan untuk menguduskan hari
Sabat (31:12 – 18)
16) Pengingkaran dan pembaruan perjanjian
(32 – 34)
17) Anak lembu emas (32)
18) Kehadiran Allah bersama Musa dan umat
Israel (33)
19) Pembaruan perjanjian (34)
20) Pembangunan Kemah Suci (35 -40)
21) Persembahan sukarela (35:1 – 29)
22) Pengangkatan para tukang (35:30 –
36:1)
23) Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya
(36:2 – 39:43)
24) Penyelesaian dan upacara peresmian
Kemah Suci (40)
Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta
yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas
keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah
kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya
berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan.
Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab
Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah,
kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua
kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah
binatang kurban. Kematian binatang kurban mel;ambangkan kematian orang yang
berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti
orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini
merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.
Kitab Bilangan
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa
Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk
memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu
beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan.
Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas
ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak
beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga
bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh
catatan mengenai perjalanan orang Israel. Isi kitab ini adalah sebagai berikut :
Di
Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
1)
Sensus
pertama (1)
2)
Perkemahan
suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
3)
Jumlah
dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
4)
Hukum-hukum
dan peraturan (5)
5)
Hukum
mengenai kenaziran (6)
6)
Persembahan
pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
7)
Ketetapan-ketetapan
mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
8)
Tiang
awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
9)
Perjalanan
dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
10) Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
11) Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan
(11 – 12)
Di
Kadesy, dalam padang gurun Paran (13 – 20)
1)
Keduabelas
pengintai dan laporan mereka (13)
2)
Keputusan
umat dan penghukuman Allah (14)
3)
Hukum
dan peraturan (15)
4)
Pemberontakan
Korah (16)
5)
Kisah
tongkat Harun (17)
6)
Bagian
para imam (18)
7)
Pentahiran
orang yang najis (19)
8)
Peristiwa
penutup di Kadesy (20:1 – 13)
9)
Perjalanan
dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
10) Penolakan Edom (20:14 – 21)
11) Kematian Harun, kemenangan atas
musuh-musuh (20:22 – 22:1)
Di
Dataran Moab (22:2 – 32:42)
1)
Bileam
dan Balak (22:2 – 24:25)
2)
Kemurtadan
di Peor dan hukuman Allah (25)
3)
Sensus
kedua (26)
4)
Anak-anak
perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
5)
Yosua
ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
6)
Persembahan
pada perayaan-perayaan (28 – 30)
7)
Pembalasan
atas orang Midian (31)
8)
Warisan
suku-suku Trans-Yordan (32)
9)
Hal-hal
lain (33 – 36)
10) Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
11) Batas-batas tanah orang Israel (34)
12) Kota-kota orang Lewi (35)
13) Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris
anak-anak perempuan (36)
Makna
teologis kitab Bilangan adalah sebagai berikut :
1)
Kehadiran
Allah.
Allah menyatakan
kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
2)
Pemeliharaan
Allah.
Pemeliharaan Allah
melebihi manna dan burung puyuh.
3)
Kesabaran
Allah.
Kitab ini penuh dengan
keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
4)
Syafaat
Musa ber-syafaat pada
Allah agar mengampuni bangsa Israel.
5)
Allah
dan bangsa-bangsa lain.
Allah Israel adalah Allah
yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
6)
Nubuat
agung.
Bileam bernubuat tentang seorang
penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka.
Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan
kebenaran dan damai sejahtera.
Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir
telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat
Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki
Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sebagai
berikut :
1)
Prakata
(1:1 – 5)
2)
Amanat
pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
3)
Amanat
kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
4)
Amanat
ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
5)
Kata
penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
6)
Kematian
Musa (32:48 – 34:12)
Kitab Ulangan memberikan pandangan
teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan
Kristen sebagai berikut :
1)
Pengakuan
iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan
keesaan dan keunikan Allah.
2)
Allah
yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni
jika mereka berbalik pada-Nya.
3)
Pemilihan
Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
4)
Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun
melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
5)
Pengertian
tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi
dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
6)
Allah
dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.
C. Sejarah
Sejarah Yang
Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani
menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, seangkan kanon
Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab
itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan
sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan
kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi
Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya
penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.
Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari
kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas
tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi
di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sebagai berikut :
a.
Penugasan
kepada Yosua (1:1 – 9)
b.
Memasuki
tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
c.
Penaklukan
tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
d.
Pembagian
tanah Kanaan (13 – 22)
e.
Hari-hari
terakhir Yosua (23 – 24)
Pemahaman
teologis kitab Yosua adalah sebagai berikut :
a.
Allah
yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada
keturunannya.
b.
Gagasan
perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
c.
Sampai
pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian
setelah penderitaan di padang gurun dan perang.
Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa
Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka
meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan
hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang
dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan
suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah
membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu. Struktur
kitab ini adalah sebagai berikut :
a.
Ikhtisar
penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
b.
Permulaan
zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
c.
Debora
dan Barak (4 – 5)
d.
Gideon
(6 – 9)
e.
Pemerintahan
yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
f.
Akhir
zaman hakim-hakim (10 – 12)
g.
Penindasan
Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
h.
Peristiwa-peristiwa
lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman
teologis kitab hakim-hakim adalah:
a.
Allah
adalah juruselamat
b.
Pandangan
sejarah
c.
Kerajaan
Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan Rut, orang Moab
yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas
menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed
menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah
berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat
(Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak
lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat
terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada
orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap
terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk
mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah
yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai
penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan
peristiwa yang biasa.
Berdirinya
Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya
merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis
menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis
kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sebagai berikut :
Samuel:
imam, nabi, hakim (1 – 7)
a.
Masa
kecil Samuel (1 – 3)
b.
Bangsa
Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel
dan Saul: peralihan (8 – 15)
a.
Mencari
seorang raja (8:1 – 12:25)
b.
Kehebatan
militer Saul (13 – 14)
c.
Keputusan
Saul yang fatal (15)
Daud
bergumul dengan Saul (16 – 31)
a.
Daud,
kesayangan raja (16 – 20)
b.
Daud
dikejar-kejar (21 – 27)
c.
Jatuhnya
Saul (28 – 31)
Zaman
Keemasan Israel (2 Sam 1 – 1 Raj 11)
Kitab ini mencakup durasi sejarah
selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi
kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi
pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat
hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sebagai
berikut :
Pemerintahan
Daud yang kuat (1 – 8)
a.
Menjadi
raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
b.
Menjadi
raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra
Daud (9 – 1 Raj. 2)
a.
Kebaikan
dan kelemahan Daud (9 – 12)
b.
Ambisi
Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
c.
Hari-hari
terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo
dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
a.
Penulisan
kitab Raja-raja
b.
Salomo,
orang bijak terbesar
c.
Salomo,
saudagar dan negarawan
Kerajaan Yang
Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi
kitab ini adalah sebagai berikut :
a.
Pecahnya
kerajaan (1 Raj 12 – 14)
b.
Kebijakan
Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
c.
Yerobeam
mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
d.
Pergolakan
di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
e.
Raja
Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1
Raj 17 – 22)
a.
Kemahiran
Ahab dalam bidang politik
b.
Perlawanan
Izebel terhadap kepercayaan Israel
c.
Pertarungan
di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2
Raj 1 – 8)
a.
Nabi
Elia dan Elisa
b.
Elisa
dan Yoram
c.
Elisa
dan orang-orang Aram
Kekacauan di
Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
a.
Atalya
dan Yoas
b.
Raja
Yerobeam II
Hari-hari
terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
a.
Uzia,
Yotam dan Ahas
b.
Raja
Hosea
Yehuda
Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis
besar kitab ini adalah :
a.
Reformasi
Hizkia (18 – 20)
b.
Pemberontakan
menentang Asyur
c.
Persepakatan
dengan Mesir
d.
Tawaran
Babel
e.
Serbuan
Sanherib
Pemberontakan
Manasye (21)
a.
Kompromi
dengan Asyur
b.
Perselisihan
dengan para Nabi
Pembaruan
oleh Yosia (22:1 – 23:30)
a.
Kitab
taurat
b.
Pertempuran
dengan Nekho
Jatuhnya
Yerusalem (23:31 – 25:30)
a.
Dominasi
Mesir
b.
Penaklukan
oleh Babel
c.
Pemberontakan
Zedekia
d.
Pembebasan
Yoyakhin
Masalah
Kronologis
Terdapat banyak data-data tanggal
kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem
penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang
pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan
masa kini.
Hari
Dalam
dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya
bintang pertama.
Bulan
Sistem
penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau
30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan
jumlah hari 30 atau 31 hari).
Tahun
Penghitungan
tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus
matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus
bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan
tepat.
Penyisipan
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan
tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
Tahun umum
dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru
secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
Tahun naik
tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik
tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang
raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap
dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20
September.
Sudut Pandang Kitab
Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah
yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang
segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada
empat bagian pokok dari kita ini yaitu :
a.
Silsilah
dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
b.
Pemerintahan
Daud (1 Taw 10 – 29)
c.
Pemerintahan
Salomo (2 Taw 1 – 9)
d.
Pemerintahan
raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)
Dari
sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya :
a.
Menekankan
karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung
pada kehendak Allah.
b.
Menyatakan
kebenaran mengangkat derajat bangsa.
c.
Menggaris-bawahi
penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
d.
Perhatian
pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.
Kitab Ezra-Nehemi
Secara
kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab
ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan
peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke
negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
a.
Kembalinya
mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M.
(Ezra 1 – 6)
b.
Pekerjaan
para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun
secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya
Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah
memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang
kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai
hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi
kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan
sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika
Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya,
masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra
melaksanakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.
Kitab Ester
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab
yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini
mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia,
Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada
paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui
campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman
bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang
kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya
Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak
menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah
jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia,
hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka
rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi
selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan
bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau
pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.
ANALISA BUKU
Kekuatan Buku yaitu :
1.
Penulis memberikan latar belakang
dunia Perjanjian Lama secara lengkap dan komprehensif.
2. Buku ini disajikan secara
sistematis dan memiliki alur yang baik.
3. Walaupun agak rumit, buku ini
tidak terlalu sulit untuk dipahami.
4. Memberikan pandangan-pandangan
yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya penulis menyatakan pendapatnya
sendiri.
Kelemahan Buku yaitu :
1.
Kadang-kadang pembahasan materi
terlalu panjang dan bertele-tele.
2. Diperlukan usaha keras dan
waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku ini karena tebal.
3. Isi terkadang berulang-ulang sehingga kadang membuat bingung untuk meringkasnya.
Hal-hal Baru
Pembahasan
latar belakang, sejarah, geografi dunia Perjanjian Lama sangat mengesankan.
Pembahasan itu memberikan pengertian yang baru bagi saya. Misalnya dengan
mengerti keadaan geografis Israel, saya lebih mengerti mengapa mereka sering
jatuh dalam penyembahan kepada Baal.
Saran
Sebelum mempelajari buku ini, sebaiknya
mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa pengetahuan yang memadai,
sulit untuk memahami buku ini.
Penutup
Pemahaman
yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap
hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang mendalam akan Perjanjian Lama.
Inilah buku yang tepat bagi pembelajar serius Perjanjian Lama.