Halaman

Sabtu, 27 Oktober 2012

Tugas Kuliah Teologi Sistematika 1



RINGKASAN

KEBENARAN-KEBENARAN DASAR IMAN KRISTEN

R.C. SPROUL


http://lilinkecil.com/images/kebenaran2%20dasar%20iman%20kristen.JPG

BAGIAN III.

KARYA ALLAH


1. PENCIPTAAN
    Semua yang ada di dalan ruang dan waktu memiliki suatu permulaan. Hukum mutlak dalam ilmu pengetahuan dan logika adalah “Ex nihilo nihil fit” (dari yang tidak ada, maka tidak ada yang dapat dihasilkan). Tidak ada kuasa atau kekuatan yang dapat menjadikan sesuatu menjadi ada. Di dalam filsafat dan teologi, ide transenden (di luar segala kesanggupan manusia; luar biasa) berarti bahwa Allah ada “di atas dan melampaui” alam semesta dalam arti bahwa Ia adalah keberadaan yang lain. Keberadaan yang tertinggi itu kita sebut Allah. Dia disebut tertinggi oleh karena Ia tidak memiliki permulaan. Pernyataan pertama dari Alkitab yaitu Kejadian 1 adalah “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”.

2. PEMELIHARAAN
    Sebelum abad ke-20, orang-orang Kristen lebih erat dengan konsep pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka dibanding dengan sekarang. Pengakuan iman Westminter pada abad ke-17 menjelaskan tentang pemeliharaan Allah sebagai berikut :
Allah, Pencipta Agung dari segala sesuatu,memelihara, memimpin, mengatur dan memerintah semua makhluk ciptaan, tindakan, dan benda-benda ciptaan, mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kebijaksanaanNya yang paling bijak dan pemeliharaanNya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bias salah dari segala sesuatu sebelum terjadi yang dimilikiNya, dan kehendakNya yang bebas dan tidak berubah, bagi kemuliaan hikmatNya, kuasaNya, keadilanNya, kebaikanNya dan kemurahanNya.
    Apa yang Allah ciptakan, Dia juga pelihara. Di dalam Dia, kita hidup, bergerak dan memiliki keberadaan kita. Dia memerintah ciptaanNya dengan kedaulatan dan otoritas yang mutlak. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar lingkup pemerintahan pemeliharaan Allah yang berdaulat. Ada perbedaan yang krusial antara pemeliharaan Allah dengan keberuntungan, takdir atau kebetulan. Keberuntungan adalah buta, sedangkan Allah melihat segala sesuatu. Takdir tidak berpribadi, sedangkan Allah adalah seorang Bapa. Kebetulan adalah bisu, sedangkan Allah dapat berbicara. Di dalam alam semesta yang diperintah oleh Allah tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Aspek yang lain dari pemeliharaan Allah disebut dengan bekerja sama. Dia bekerja berdasarkan kehendakNya melalui tindakan-tindakan dari kehendak manusia.

3. MUJIZAT – MUJIZAT
    Kata mujizat dapat digunakan dalam tiga keadaan yaitu :
   
a.    Untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang biasa, tetapi memberikan kesan yang mendalam. Misalnya, kita menyebut kelahiran bayi sebagai mujizat. Kita mengagumi keindahan dan karya ciptaan Allah.
   
b.    Kita menggunakan istilah mujizat dalam pengertian yang hampir sama dengan yang pertama. Misalnya Bintang Betlehem, bintang yang bersinar sangat terang pada waktu kelahiran Tuhan Yesus dan menjadi penunjuk jalan bagi orang Majus untuk pergi ke Betlehem.
   
c.    Mujizat yang menunjuk pada tindakan Allah yang melawan hukum alam.       Misalnya Yesus mengubah air menjadi anggur atau membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 2 : 11)
Tiga macam pandangan yang berbeda tentang mujizat yaitu :
    a. Pandangan Skeptis yang menyangkali mujizat dapat terjadi.
   
b. Pandangan yang mengatakan bahwa mujizat terjadi pada zaman Alkitab dan terjadi sampai sekarang.
   
c. Pandangan yang percaya bahwa mujizat yang sebenarnya terjadi di Alkitab, tetapi Allah telah berhenti melakukannya pada saat pewahyuanNya telah selesai dalam firman Tuhan.

4. KEHENDAK ALLAH
    Ada tiga pengertian dari kehendak Allah yaitu :
    a. Kehendak Allah yang berkaitan dengan ketetapanNya yang berdaulat, dimana melaluinya Allah menjadikan segala sesuatu yang telah ditetapkanNya. Ini tersembunyi bagi kita sampai semua itu terjadi.
   
b. Kehendak yang dinyatakan adalah hukum atau printah-perintah yang dinyatakan Allah, dimana kita memiliki kuasa untuk melanggar tetapi tidak mempunyai hak untuk melanggar.
   
c. Kehendak yang berkaitan dengan sikap Allah, kehendak ini menunjukkan sikap Allah, yaitu apa yang diperkenanNya.
Kedaulatan Allah dalam mengizinkan manusia berdosa bukan merupakan hal yang disetujui oleh Allah secara moral.

5. IKATAN PERJANJIAN ALLAH DENGAN MANUSIA (COVENANT).
    Struktur dasar relasi antara Allah dengan umatNya yang dibuat Allah adalah Ikatan Perjanjian (The Covenant). Ikatan Perjanjian kadang disamakan dengan kontrak namun memiliki perbedaan. Kontrak adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang sederajat. Sedangkan Ikatan Perjanjian dalam Alkitab kedua belah pihak tidak selalu sederajat. Unsur pertama dari Ikatan Perjanjian adalah pendahuluan yang mencatat pihak-pihak yang berjanji. Keluaran 20 : 2 dimulai dengan “Aku adalah Tuhan Allahmu”. Allah lebih tinggi dan memiliki otoritas terhadap orang Israel. Unsur kedua adalah Pendahuluan Historis. Pada bagian ini dijelaskan tentang apa yang telah dilakukan Allah terhadap bangsa Israel sehingga Ia harus ditaati. Allah telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Unsur ketiga adalah aturan atau hukum yang harus dilakukan. Pada Keluaran 20 hukum tersebut adalah Sepuluh Perintah Allah yang harus diikuti oleh bangsa Israel. Yang terakhir adalah berkat dan kutukan, yang mana apabila hukum ditaati akan mendapat berkat dan apabila dilanggar akan mendapat kutuk. Contohnya adalah hukum Allah yang kelima, apabila ditaati Allah berjanji kepada bangsa Israel akan memberikan umur panjang di Tanah Perjanjian jika menghormati kedua orang tua.
    Dalam Alkitab perjanjian-perjanjian disahkan dengan darah (Yeremia 34 : 18). Dalam kitab Kejadian 15 : 7-21 Allah memberikan janji kepada Abraham yang ditandai dengan pengorbanan binatang. Dalam Ikatan Perjanjian yang baru yaitu Ikatan Perjanjian anugerah disahkan dengan darah Kristus di kayu salib. Allah bukan hanya berjanji untuk menebus semua orang yang percaya kepada Kristus tetapi juga memeteraikan janji tersebut.

6. IKATAN PERJANJIAN KERJA (COVENANT OF WORK)
    Allah berdasarkan kerelaanNya berkenan mengadakan Ikatan Perjanjian dengan ciptaanNya dimana Ia menambahkan janji berkat pada hukumNya. Ikatan Perjanjian pertama antara Allah dan umat manusia adalah suatu Ikatan Perjanjian Kerja. Pada perjanjian ini Allah menuntut ketaatan yang sempurna dan penuh pada perintahNya. Apabila kita yang telah melakukan satu dosa lalu mendapatkan penebusan, semua itu oleh karena kasih karunia Allah dan anugerah Allah. Ikatan Perjanjian Anugerah memungkinkan kita untuk menerima upah yang diterima oleh Kristus jika kita menerima Yesus dengan iman, karena Kristus telah memenuhi tuntutan-tuntutan Ikatan Perjanjian Kerja.GBU

By. A.Simarmata

Tugas Kuliah Teologi Sistematika



RINGKASAN BUKU
“KEBENARAN-KEBENARAN DASAR IMAN KRISTEN”
OLEH R.C. SPROUL
http://lilinkecil.com/images/kebenaran2%20dasar%20iman%20kristen.JPG

PENDAHULUAN

1. ALLAH YANG TIDAK DAPAT DIMENGERTI SECARA TUNTAS
            Karl Bath seorang Teolog berkebangsaan Swiss mengatakan ada dua (2) pemikiran mendasar dalam mempelajari teologi yaitu :
a.       Di dalam kebenaran kekristenan yang paling sederhana terdapat kedalaman yang dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang yang paling pandai di dalam sejarah manusia.
b.      Usaha mempelajari keluarbiasaan pemikiran teologi, kita tidak akan pernah dapat memahami kedalaman dan kekayaan karakter Allah.

Jhon Calvin menggunakan analogi yaitu Allah berbicara kepada kita dengan menggunakan“bahasa bayi”. Tidak ada seorangpun yang mempunyai kemampuan untuk mengerti Allah secara tuntas, sebab kita adalah makhluk yang terbatas sedangkan Allah adalah keberadaan yang tidak terbatas (Ayub 38 : 1-38, Mazmur 139 : 1-18).
            Pengetahuan manusia yang terbatas bukan berarti tidak dapat mengetahui tentang Allah. Pengetahuan yang diberikan Allah melalui wahyuNya nyata dan berguna bagi manusia. Kita dapat mengetahui tentang Allah sepanjang Allah menyatakan diriNya kepada kita.
Martin Luther mengarahkan dua(2) aspek tentang Allah yaitu “yang tersembunyi” dan “yang dinyatakan”. (Ulangan 29 : 29 “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini)

2. ALLAH TRITUNGGAL
            Doktrin Allah Tritunggal atau Trinitas bukan menjelaskan relasi dari 3(tiga) Allah, tetapi satu Allah yang memiliki 3 (tiga) Pribadi. Kata Trinitas dipergunakan sebagai usaha untuk menjelaskan kepenuhan dari Allah, baik dalam hal keesaanNya maupun dalam hal keragamanNya (Ulangan 6 : 4). Alkitab menegaskan keilahian 3 (tiga) Pribadi dari Allah yaitu : Bapa, Anak dan Roh Kudus (Matius 3 : 16-17 , Matius 28 : 19).
            Modalisme adalah ajaran yang menyangkal perbedaan pribadi-pribadi yang ada didalam keesaan Allah, dan menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah merupakan tiga cara Allah di dalam mengekspresikan diriNya. Sedangkan Triteisme yaitu ada tiga keberadaan yang menjadi Allah.
            Setiap Pribadi di dalam Trinitas memiliki peran yang berbeda. Allah Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan, Anak menebus ciptaan yaitu manusia berdosa dan Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan dalam rangka mengaplikasikan penebusan bagi orang-orang percaya.
            Doktrin Tritunggal menuntut kita untuk setia pada wahyu ilahi yang menyatakan bahwa dalam satu pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lain Allah adalah tiga.


3. KEMANDIRIAN ALLAH
            Pada waktu Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta, hal itu berarti pula bahwa Allah sendiri tidak diciptakan (Yohanes 1 : 1-5) Adalah tidak mungkin bagi sesuatu untuk menciptakan dirinya sendiri. Dia adalah kekal, itu berarti Dia selalu ada, dulu dan sekarang (Kolose 1 : 15-20, Wahyu 1 : 8). Allah tidak membutuhkan pertolongan dari sumber lain diluar diriNya. Hal ini yang dimengerti sebagai keberadaan yang mandiri. Allah kekal, sumber dan mata air dari segala keberadaan serta memiliki kuasa keberadaan. Paulus menyatakan kebergantungan manusia pada kuasa keberadaan Allah (Kisah Para Rasul 17 : 28).


4. KEMAHAKUASAAN ALLAH
            Di dalam  teologi istilah mahakuasa tidak berarti bahwa Allah dapat melakukan apa saja, misalnya tidak dapat berbohong (Ibrani 6 : 18), tidak dapat mati dan tidak dapat diciptakan.
            Kemahakuasaan Allah berarti Allah berkuasa dan memiliki otoritas atas semua ciptaanNya. Apa yang tidak mungkin bagi manusia selalu mungkin bagi Allah. Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendakiNya ( Lukas 1 : 37). Tidak ada satupun di alam semesta yang dapat menggagalkan rencana-rencana Allah (Ayub 42 : 2)


5. KEMAHAHADIRAN ALLAH
            Manusia tidak mungkin berada pada dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Hal ini disebabkan manusia merupakan roh yang terbatas. Hanya Roh yang tidak terbatas yang mampu untuk Mahahadir. Keimanenan Allah adalah Allah hadir secara penuh di segala tempat dan segala waktu (Yeremia 23 : 23-24). Daud selalu meninggikan kemuliaan akan kemahahadiran Allah secara puitis (Mazmur 139 : 7-10). Kemahahadiran Allah merupakan penghiburan bagi orang-orang percaya.


6. KEMAHATAHUAN ALLAH
            Kata Mahatahu berarti “memiliki semua pengetahuan”. Allah sebagai keberadaan yang tidak terbatas mampu untuk menyadari segala sesuatu, mengerti segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu (Roma 11 : 33-36). Kemahatahuan Allah berdasarkan Allah yang tidak terbatas dan Allah yang mahakuasa. Kemahatahuan Allah juga memiliki peranan sebagai Hakim yang maha adil, sebab Allah harus mengetahui semua fakta tanpa ada yang tersembunyi (Ibrani 4 : 13 “Dan tidak ada sesuatu makhluk pun yang tersembunyi dihadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab” ).


7. KEKUDUSAN ALLAH
            Kata Kudus dalam Alkitab memiliki 2 (dua) pengertian yaitu :
1. Keterpisahan atau keberbedaan.
Alkitab berbicara tentang obyek yang kudus, orang yang kudus dan waktu yang kudus hal ini disebabkan oleh jamahan Allah atas semua itu. Kedekatan Allah yang menyebabkan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dan yang umum menjadi khusus.
             Contoh :
- Menguduskan Hari Sabat (Kejadian 2 : 2-3)
- Musa dipanggil Allah di Gunung Horeb (Keluaran 3 : 1-6)
- Dll.
2. Kemurnian dan kebenaran tindakan Allah. Allah tidak pernah melakukan kesalahan karena naturNya adalah kudus (Yesaya 6 : 1-13).  Kebenaran internal Allah (natur kudusNya) dan kebenaran eksternal Allah (tindakanNya).
Kita dipanggil untuk mencerminkan dan merefleksikan kebenaran tindakan Allah dan harus meneladani kebaikanNya.


8. KEBAIKAN ALLAH
            Yakobus mengatakan “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang, padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yakobus 1 : 17). Pada sebuah bayangan ada bagian gelapnya. Dalam istilah rohani kegelapan dihubungkan dengan kejahatan. Kebaikan sangat erat hubungannya dengan Allah. Plato (seorang filsuf) mengatakan kebaikan tertinggi adalah Allah sendiri. Yakobus mengajarkan bahwa setiap yang baik dan yang sempurna merupakan pemberian dari Allah dan Allah adalah Sumber dari semua kebaikan. (Roma 8 : 28).
 

9. KEADILAN ALLAH
            Aristoteles mendefinisikan keadilan sebagai “memberikan kepada seseorang apa yang menjadi miliknya”. Yang dimaksud dengan “menjadi miliknya atau haknya” dapat ditentukan berdasarkan pada tanggung jawab etika atau berdasarkan perjanjian sebelumnya.
            Kemurahan dan keadilan merupakan sesuatu yang berbeda walaupun keduanya dapat dikaitkan. Kemurahan terjadi pada saat seseorang yang melakukan kesalahan diberikan hukuman yang lebih ringan dari seharusnya atau upah yang lebih besar dari seharusnya diterima. Anugerah Allah pada dasarnya adalah semacam kemurahan. Kemurahan Allah adalah hal yang didasarkan atas kebebasan kehendakNya. Seperti yang dikatakanNya kepada Musa :”Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati” (Roma 9 : 15).
Paulus menerima anugerah dari Allah sedangkan Yudas Iskariot menerima keadilan. Ketidakadilan diluar kategori keadilan dan merupakan pelanggaran bagi keadilan sedangkan kemurahan juga diluar kategori keadilan namun tidak melanggar keadilan. GBU.

By. A.SIMARMATA


Senin, 15 Oktober 2012

SUATU KEPUTUSAN

 SUATU KEPUTUSAN
"BERDOA" ( Lukas 6:12 )

Keinginan untuk kembali sekolah sangat besar timbul dalam hatiku. Namun kampus mana yang harus kupilih. Disatu sisi saya berkeinginan untuk kuliahTehnik Komputer, namun disisi lain saya berkeinginan untuk kuliah Teologi. Terjadi suatu pergumulan yang serius dihatiku, manakah yang harus kupilih. Beberapa kampus telah kudatangi yang memiliki kedua jurusan tersebut dan bertanya serta meminta brosur-brosur yang telah disediakan.

Selain itu saya juga berkonsultasi masalah ini dengan beberapa teman serta beberapa pendeta gereja. Namun jawaban-jawaban yang mereka berikan semakin membuat saya bingung. Ada yang memberikan saran agar saya memilih jurusan Tehnik Komputer, hal ini didasari oleh kemajuan tekhnologi pada saat ini. Yang lain mengatakan agar saya memilih jurusan Teologi. Bingung!!!. 
Ada seorang teman memberikan ilustrasi jika saya memilih jurusan Teologi. Ada sebuah perlombaan (sayembara) yang diselenggarakan oleh seorang raja dan hadiah yang diberikan adalah menikah dengan putri raja tersebut. Tantangan dari perlombaan ini adalah menyeberangi kolam yang penuh dengan buaya yang begitu buas dan kelaparan. Seluruh pemuda telah berkumpul untuk mengikuti sayembara tersebut, namun belum ada satupun yang berani untuk memulai menyeberangi kolam tersebut. Namun tiba-tiba terdengar suara byurrrrrr....memecah keheningan. Terlihat seorang pemuda dengan penuh semangat menyeberangi kolam tersebut dan tiba diujung kolam. Dengan susah payah pemuda tersebut menaiki bibir kolam. Terdengar tepuk tangan yang gemuruh dari seluruh peserta. Mereka merasa kagum melihat keberanian pemuda tersebut. Sang raja menghampiri pemuda tersebut sambil mengucapkan selamat yang disambut pemuda tersebut dengan penuh keheranan.
Raja bertanya kepada pemuda tersebut "Anak muda apa yang membuat dirimu berani menyeberangi kolam tersebut".
Anak muda :"Maafkan saya Paduka, sayapun sebenarnya ingin bertanya, siapa yang telah mendorong saya hingga saya tercebur masuk kedalam kolam".
Sang raja dan pemuda tersebut sama-sama bingung.

  • Meminta Petunjuk Dari Allah
Ilustrasi yang yang diberikan oleh temanku semakin membuat hati ini bingung. Namun disaat saya bingung ada telepon dari seorang teman dari Tasikmalaya. Namanya Pdt. Naaman. Dia adalah seorang pelayan Tuhan di GBI Tasikmalaya. Dia juga pernah saya tanya tentang masalah yang saya hadapi. Dia menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah saya saya harus dengan tekun berdoa agar masalah yang saya hadapi dapat terjawab. Saran itu begitu membuat diriku terkejut dan seperti mendapat tegangan listrik ribuan volt. Permasalahanku kini terjawab. Pada malam hari saran tersebut kulakukan dan berdoa atas masalah yang kuhadapi tanpa diketahui oleh orang disekitarku. Dengan serius saya berdoa semoga Tuhan memberikan jawaban (Lukas 5 : 16, 2 Raja-Raja : 4 : 33). Akhirnya jawaban atas masalah memilih jurusan dan kampus mana yang akan saya telah terjawab. Engkau sungguh baik bagiku ya Tuhan.
Pagi hari dengan semangat saya berangkat menuju kantor. Setelah saya pulang dari kantor saya terus menuju kampus yang akan saya temui. Yach...kampus STTSU yang berada di Jalan Sembada. Dengan mantap dan penuh keyakinan saya mendaftar.
Selesai mendaftar saya pulang dan memberitahukan bahwa jurusan yang saya pilih adalah jurusan Teologi. Dalam menempuh masa pendidikan ini saya tidak putus tetap memohon kepada Tuhan agar segala yang akan saya hadapi tetap Tuhan sebagai andalanku.

Terkadang kita manusia sering lebih mengandalkan diri sendiri tanpa meminta pertolongan Tuhan. Seperti kisah Yunus lari ke Tarsis saat Allah memerintahkannya agar pergi ke Niniwe. Namun Tuhan berkehendak lain atas Yunus.(Yunus 1-3). 


  • Rancangan Tuhan
Terkadang kita telah merencanakan segala sesuatu atas hidup kita. Baik tentang masa depan, pekerjaan, maupun pasangan hidup. Namun rencana itu terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita berharap agar teman kita berbuat baik bagi kita karena kita telah memperlakukannya dengan baik, namun kadang hal itu tidak terwujud dan kadang malah sebaliknya yang kita terima. Yesaya 55 : 8 berkata "Sebab rancangan-Ku  bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN". 
  • Selalu mengandalkan Tuhan 
 Berbagai persoalan atau masalah selalu menerpa di dalam kehidupan kita. Masalah ekonomi, masalah hubungan dengan sesama, dll. Semua masalah-masalah tersebut tidak dapat kita atasi sendiri tanpa adanya pertolongan Tuhan. Kita terkadang merasa "saya khan memiliki harta, saya khan kuat, saya khan hebat dan lain-lain yang menonjolkan keegoisan kita. Kita seharusnya bercermin kepada kitab Mazmur 33 : 18 "Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya".
"Pacman" (Manny Pacquiao) adalah seorang petinju berusia 33 tahun berpangkat Letnan Kolonel dalam Pasukan Cadangan Angkatan Darat Filipina yang selalu berdoa sebelum dan setelah ia naik ring.Apapun hasil dari pertandingannya ia selalu mengucap syukur.



Akhirnya keputusan telah saya tentukan yaitu Kuliah di STTSU dengan jurusan Teologi. Semua ini adalah berkat pertolongan dan anugerah dari Tuhan. Saya juga tetap berdoa agar selama mengikuti pendidikan saya tetap dalam tuntunan dan penyertaan Tuhan. GBU



Jumat, 12 Oktober 2012

TUGAS PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 1



PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 1

Buku Ws.Lasor

A. Pendahuluan

Otoritas Perjanjian Lama
Kristus sendiri mengakui otoritas penuh dan sifat yang mengikat dari kitab Perjanjian Lama, bahkan Dia sering mengutip Perjanjian Lama sebagai dasar pengajaran-Nya. Yesus memandang Perjanjian Lama sebagai tulisan yang diilhami dan berotoritas, yang mencatat karya Allah dalam sejarah yang menuju kepada puncaknya dalam kerajaan-Nya yang akan datang.
Demikian juga Paulus mengakui pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci Perjanjian Lama (2 Tim. 3:16) dan menemukan maknanya yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan dalam surat Ibrani, Yakobus, dan Wahyu juga banyak memakai kiasan dan kutipan Perjanjian Lama.
Penyataan Dan Pengilhaman
Penyataan adalah perbuatan yang mengungkapkan atau membuka. Dalam pengertian aktif, penyataan terdapat dalam komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan yang diberikan-Nya, firman yang diucapkan-Nya, dan perbuatan yang dilakukan-Nya, baik melalui karya-Nya dalam sejarah maupun firman-Nya. Sehingga tanpa penyataan melalui firman, sedikit sekali manusia yang mengetahui penyataan-Nya melalui karya-Nya.
Penyataan Allah perlu karena Allah melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia dan karena manusia yang telah jatuh dalam dosa sehingga tidak dapat mendengar, melihat, dan memahami apa yang dinyatakan Allah dengan jelas. Penyataan Allah kepada manusia terjadi melalui alam (penyataan alamiah) kepada setiap manusia dan melalui Alkitab (penyataan khusus) terhadap sekelompok orang yang dipilih-Nya. Di samping karya-Nya dalam penciptaan dan sejarah, Allah menyatakan diri-Nya melalui mimpin, penglihatan dan kata-kata. Penyataan yang paling sempurna ada dalam diri Kristus, Anak-Nya yang menjadi manusia (Ibrani 1:1-3).
Dalam proses memberikan penyataan-Nya, Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diri dan rencana-Nya pada suatu saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang semakin lengkap dan jelas (misal. Kej. 12:1, 7, 15:13). Yesus sendiri menyatakan Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Jadi Dia tidak meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi (PL) melainkan untuk menambahkan “sesuatu yang baru”, yang membuat hal-hal sebelumnya menjadi “lama”. Jadi PL harus dipahami dalam terang penyataan yang lengkap dari PL dan PB.
Tujuan utama Allah dalam menyatakan diri dan kehendak-Nya bukanlah untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan untuk menyelesaikan rencana-Nya (bagi manusia) untuk mencapai keselamatan. Bahkan Samuel menjawab pertanyaan Saul dengan menyatakan kehendak Allah (1 Sam. 9:3-10:8). Tugas nabi bukan untuk meramal melainkan menyatakan kedaulatan Allah atas sejarah Israel (1 Raj. 22:1-28).
Pengilhaman adalah karya Roh Allah atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan dan tulisan. Sedangkan bagi generasi berikutnya penyataan itu diteruskan melalui Alkitab yang tertulis. Pengilhaman kata per kata berarti Roh Allah sedemikian meresapi pikiran para penulis Alkitab sehingga mereka memilih kata-kata, ungkapan-ungkapan yang tepat dari perbendaharaan kata dan pengalaman mereka untuk menyampaikan pesan Allah yang tepat.
Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan berwibawa yang ajarannya mengikat penganutnya. Dalam pembentukan kanon PL, ada empat langkah yang berkaitan erat yaitu :
1.    Ucapan-ucapan yang berwibawa, yang dimulai ketika Musa mencatat firman-Nya di
     Gunung Sinai (Kel. 24:3-4).
2.    Tulisan-tulisan berwibawa (Ulangan 31:24-26).
3.    Kumpulan kitab-kitab berwibawa (Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab)
4.    Kanon yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa (tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Penulisan Perjanjian Lama
Bahasa asli PL adalah bahasa Ibrani dan sedikit bahasa Aram. Salah satu masalah utama dalam teks adalah menentukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam Alkitab dengan tepat. Media yang digunakan dalam penulisan adalah perkamen (kulit yang disamak), papirus, lembaran kayu, lilin atau tanah liat serta pecahan keramik. Sedangkan pemakaian kodeks dalam bentuk buku baru digunakan sejak abad pertama Masehi. Alat-alat tulis yang digunakanpun bermacam-macam sesuai dengan medianya, misalnya pahat, pena besi dengan mata intan, pena buluh. Proses penyalinan dan penyuntingan selama berabad-abad menyebabkan sedikit perubahan dalam teks aslinya (walau tidak merubah maksud dan artinya). Untuk menentukan teks asli ada beberapa petunjuk praktis yaitu :
a.       Mengikuti teks Masora kecuali artinya tidak jelas atau banyak bukti yang berbeda.
b.       Teks yang lebih sulit dan tua biasanya lebih mungkin asli.
c.       Teks yang lebih singkat biasanya asli karena orang cenderung suka menambahkan daripada mengurangi.
d.       Menerima teks yang memberikan penjelasan terbaik tentang terjadinya semua variasi lainnya, sebagai yang asli.
Macam-macam terjemahan-terjemahan kuno adalah Taurat Samaria, Targum Aram,
Septuaginta (LXX), dan terjemahan-terjemahan Yunani lainnya, terjemahan Siria, terjemahan-terjemahan Latin, dan terjemahan sekunder lainnya.

Geografi
Penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi oleh barisan pegunungan yang menhan angin musim dingin. Di sebelah Selatan dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.

Nama Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah (barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan. Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.
Arti pentingnya geografi dapat dilihat secara politis dan teologis. Secara politis Palestina merupakan jembatan antara kebudayaan-kebudayaan Eropa, Asia Barat Daya dan Afrika Utara. Keadaan alam menerangkan mengapa orang Israel hidup terisolasi, juga menerangkan mengapa perpecahan sering terjadi di Israel. Kerajaan Yehuda terletak di lembah sempit yang penuh dengan batu besar sehingga sukar untuk ditaklukkan, sedangkan Samaria yang terletak di dataran lebih mudah untuk diserang musuh. Secara teologis keadaan geografis dapat dipahami paling jelas pada saat nabi-nabi berjuang melawan Baal. Orang Kanaan memuja Baal yang mencakup pelacuran seksual untuk membujuk tanah agar memberikan hasilnya. Keadaan ini sangat berbeda dengan kepercayaan bangsa Israel yang yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan dunia, memberi atau menahan hasilnya.

B. Taurat
Kitab Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian, susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin Musa mencatat kematiannya sendiri.

Kitab Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan pengentar ke dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu :
a.         Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11).
Bagian ini merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.

b.         Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).
Kitab Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam kitab ini yaitu :
1)    Allah sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
2)    Masalah dosa.
Masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
3)    Penghakiman Allah atas dosa manusia. 
Dosa manimbulkan penghakiman Allah atas manusia.
4)    Anugerah Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan manusia.
Kitab Kejadian II: Sejarah Bapak-Bapak Leluhur
Kisah pemilihan dan pemanggilan Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu :
1)    Penelitian menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
2)    Kisah bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M. Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Tema teologis kisah bapa-bapa leluhur adalah sebagai berikut :
1)    Pemilihan dan janji-janji Allah.
Pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
2)    Iman dan kebenaran.
Ketaatan dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
3)    Perjanjian.
Perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan sanksi-sanksi dan sumpah.

Kitab Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur” kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M., ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300 – 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)
Kitab Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sebagai berikut :
1)    Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
2)    Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
3)    Tulah dan Paskah (6:28 – 13:16)
4)    Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
5)    Perjalanan ke Sinai (15:22 – 18:27)
6)    Perjanjian di Sinai (19 – 24)
7)    Tuhan menampakkan diri di Sinai (19)
8)    Pemberian perjanjian (20:1 – 21)
9)    Kitab perjanjian (20:22 – 23:33)
10) Pengesahan perjanjian (24)
11) Petujuk untuk mendirikan Kemah Suci dan upacara-upacara keagamaan (25 – 31)
12) Kemah Suci dan peralatan (25 -27; 29:36 – 30:38)
13) Para imam dan persembahan (28:1 – 29:35)
14) Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
15) Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12 – 18)
16) Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (32 – 34)
17) Anak lembu emas (32)
18) Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (33)
19) Pembaruan perjanjian (34)
20) Pembangunan Kemah Suci (35 -40)
21) Persembahan sukarela (35:1 – 29)
22) Pengangkatan para tukang (35:30 – 36:1)
23) Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (36:2 – 39:43)
24) Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (40)

Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah binatang kurban. Kematian binatang kurban mel;ambangkan kematian orang yang berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.
Kitab Bilangan
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan. Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh catatan mengenai perjalanan orang Israel. Isi kitab ini adalah sebagai berikut :
Di Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
1)    Sensus pertama (1)
2)    Perkemahan suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
3)    Jumlah dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
4)    Hukum-hukum dan peraturan (5)
5)    Hukum mengenai kenaziran (6)
6)    Persembahan pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
7)    Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
8)    Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
9)    Perjalanan dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
10) Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
11) Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan (11 – 12)
Di Kadesy, dalam padang gurun Paran (13 – 20)
1)    Keduabelas pengintai dan laporan mereka (13)
2)    Keputusan umat dan penghukuman Allah (14)
3)    Hukum dan peraturan (15)
4)    Pemberontakan Korah (16)
5)    Kisah tongkat Harun (17)
6)    Bagian para imam (18)
7)    Pentahiran orang yang najis (19)
8)    Peristiwa penutup di Kadesy (20:1 – 13)
9)    Perjalanan dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
10) Penolakan Edom (20:14 – 21)
11) Kematian Harun, kemenangan atas musuh-musuh (20:22 – 22:1)
Di Dataran Moab (22:2 – 32:42)
1)    Bileam dan Balak (22:2 – 24:25)
2)    Kemurtadan di Peor dan hukuman Allah (25)
3)    Sensus kedua (26)
4)    Anak-anak perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
5)    Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
6)    Persembahan pada perayaan-perayaan (28 – 30)
7)    Pembalasan atas orang Midian (31)
8)    Warisan suku-suku Trans-Yordan (32)
9)    Hal-hal lain (33 – 36)
10) Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
11) Batas-batas tanah orang Israel (34)
12) Kota-kota orang Lewi (35)
13) Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris anak-anak perempuan (36)
Makna teologis kitab Bilangan adalah sebagai berikut :
1)    Kehadiran Allah.
Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
2)    Pemeliharaan Allah.
Pemeliharaan Allah melebihi manna dan burung puyuh.
3)    Kesabaran Allah.
Kitab ini penuh dengan keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
4)    Syafaat
Musa ber-syafaat pada Allah agar mengampuni bangsa Israel.
5)    Allah dan bangsa-bangsa lain.
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
6)    Nubuat agung.
Bileam bernubuat tentang seorang penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan kebenaran dan damai sejahtera.
Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sebagai berikut :
1)    Prakata (1:1 – 5)
2)    Amanat pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
3)    Amanat kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
4)    Amanat ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
5)    Kata penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
6)    Kematian Musa (32:48 – 34:12)
Kitab Ulangan memberikan pandangan teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan Kristen sebagai berikut :
1)    Pengakuan iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan keesaan dan keunikan Allah.
2)    Allah yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni jika mereka berbalik pada-Nya.
3)    Pemilihan Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
4)    Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
5)    Pengertian tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
6)    Allah dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.

C. Sejarah
Sejarah Yang Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, seangkan kanon Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.

Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sebagai berikut :
a.    Penugasan kepada Yosua (1:1 – 9)
b.    Memasuki tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
c.    Penaklukan tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
d.    Pembagian tanah Kanaan (13 – 22)
e.    Hari-hari terakhir Yosua (23 – 24)
Pemahaman teologis kitab Yosua adalah sebagai berikut :
a.    Allah yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada keturunannya.
b.    Gagasan perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
c.    Sampai pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian setelah penderitaan di padang gurun dan perang.

Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu. Struktur kitab ini adalah sebagai berikut :
a.    Ikhtisar penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
b.    Permulaan zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
c.    Debora dan Barak (4 – 5)
d.    Gideon (6 – 9)
e.    Pemerintahan yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
f.     Akhir zaman hakim-hakim (10 – 12)
g.    Penindasan Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
h.    Peristiwa-peristiwa lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman teologis kitab hakim-hakim adalah:
a.    Allah adalah juruselamat
b.    Pandangan sejarah
c.    Kerajaan

Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan Rut, orang Moab yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat (Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan peristiwa yang biasa.

Berdirinya Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sebagai berikut :
Samuel: imam, nabi, hakim (1 – 7)
a.    Masa kecil Samuel (1 – 3)
b.    Bangsa Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel dan Saul: peralihan (8 – 15)
a.    Mencari seorang raja (8:1 – 12:25)
b.    Kehebatan militer Saul (13 – 14)
c.    Keputusan Saul yang fatal (15)
Daud bergumul dengan Saul (16 – 31)
a.    Daud, kesayangan raja (16 – 20)
b.    Daud dikejar-kejar (21 – 27)
c.    Jatuhnya Saul (28 – 31)
Zaman Keemasan Israel (2 Sam 1 – 1 Raj 11)
Kitab ini mencakup durasi sejarah selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sebagai berikut :
Pemerintahan Daud yang kuat (1 – 8)
a.    Menjadi raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
b.    Menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra Daud (9 – 1 Raj. 2)
a.    Kebaikan dan kelemahan Daud (9 – 12)
b.    Ambisi Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
c.    Hari-hari terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
a.    Penulisan kitab Raja-raja
b.    Salomo, orang bijak terbesar
c.    Salomo, saudagar dan negarawan
Kerajaan Yang Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi kitab ini adalah sebagai berikut :
a.    Pecahnya kerajaan (1 Raj 12 – 14)
b.    Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
c.    Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
d.    Pergolakan di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
e.    Raja Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1 Raj 17 – 22)
a.    Kemahiran Ahab dalam bidang politik
b.    Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel
c.    Pertarungan di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2 Raj 1 – 8)
a.    Nabi Elia dan Elisa
b.    Elisa dan Yoram
c.    Elisa dan orang-orang Aram


Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
a.    Atalya dan Yoas
b.    Raja Yerobeam II
Hari-hari terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
a.    Uzia, Yotam dan Ahas
b.    Raja Hosea
Yehuda Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis besar kitab ini adalah :
a.    Reformasi Hizkia (18 – 20)
b.    Pemberontakan menentang Asyur
c.    Persepakatan dengan Mesir
d.    Tawaran Babel
e.    Serbuan Sanherib
Pemberontakan Manasye (21)
a.    Kompromi dengan Asyur
b.    Perselisihan dengan para Nabi
Pembaruan oleh Yosia (22:1 – 23:30)
a.    Kitab taurat
b.    Pertempuran dengan Nekho
Jatuhnya Yerusalem (23:31 – 25:30)
a.    Dominasi Mesir
b.    Penaklukan oleh Babel
c.    Pemberontakan Zedekia
d.    Pembebasan Yoyakhin
Masalah Kronologis
Terdapat banyak data-data tanggal kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan masa kini.
Hari
Dalam dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya bintang pertama.
Bulan  
Sistem penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau 30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan jumlah hari 30 atau 31 hari).

Tahun 
Penghitungan tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan tepat.
Penyisipan     
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
Tahun umum dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
Tahun naik tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20 September.

Sudut Pandang Kitab Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada empat bagian pokok dari kita ini yaitu :
a.    Silsilah dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
b.    Pemerintahan Daud (1 Taw 10 – 29)
c.    Pemerintahan Salomo (2 Taw 1 – 9)
d.    Pemerintahan raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)
Dari sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya :
a.    Menekankan karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung pada kehendak Allah.
b.    Menyatakan kebenaran mengangkat derajat bangsa.
c.    Menggaris-bawahi penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
d.    Perhatian pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.

Kitab Ezra-Nehemi
Secara kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
a.    Kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M. (Ezra 1 – 6)
b.    Pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya, masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra melaksanakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.

Kitab Ester
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia, Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia, hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.


ANALISA BUKU

Kekuatan Buku yaitu :
1.         Penulis memberikan latar belakang dunia Perjanjian Lama secara lengkap dan komprehensif.
2.         Buku ini disajikan secara sistematis dan memiliki alur yang baik.
3.         Walaupun agak rumit, buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami.
4.         Memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya penulis menyatakan pendapatnya sendiri.

Kelemahan Buku yaitu :
1.         Kadang-kadang pembahasan materi terlalu panjang dan bertele-tele.
2.         Diperlukan usaha keras dan waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku ini karena tebal.
3.         Isi terkadang berulang-ulang sehingga kadang membuat bingung untuk meringkasnya.

Hal-hal Baru
Pembahasan latar belakang, sejarah, geografi dunia Perjanjian Lama sangat mengesankan. Pembahasan itu memberikan pengertian yang baru bagi saya. Misalnya dengan mengerti keadaan geografis Israel, saya lebih mengerti mengapa mereka sering jatuh dalam penyembahan kepada Baal.

Saran
 Sebelum mempelajari buku ini, sebaiknya mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa pengetahuan yang memadai, sulit untuk memahami buku ini.

Penutup
Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang mendalam akan Perjanjian Lama. Inilah buku yang tepat bagi pembelajar serius Perjanjian Lama.