Halaman

Sabtu, 27 Oktober 2012

Tugas Kuliah Teologi Sistematika 1



RINGKASAN

KEBENARAN-KEBENARAN DASAR IMAN KRISTEN

R.C. SPROUL


http://lilinkecil.com/images/kebenaran2%20dasar%20iman%20kristen.JPG

BAGIAN III.

KARYA ALLAH


1. PENCIPTAAN
    Semua yang ada di dalan ruang dan waktu memiliki suatu permulaan. Hukum mutlak dalam ilmu pengetahuan dan logika adalah “Ex nihilo nihil fit” (dari yang tidak ada, maka tidak ada yang dapat dihasilkan). Tidak ada kuasa atau kekuatan yang dapat menjadikan sesuatu menjadi ada. Di dalam filsafat dan teologi, ide transenden (di luar segala kesanggupan manusia; luar biasa) berarti bahwa Allah ada “di atas dan melampaui” alam semesta dalam arti bahwa Ia adalah keberadaan yang lain. Keberadaan yang tertinggi itu kita sebut Allah. Dia disebut tertinggi oleh karena Ia tidak memiliki permulaan. Pernyataan pertama dari Alkitab yaitu Kejadian 1 adalah “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”.

2. PEMELIHARAAN
    Sebelum abad ke-20, orang-orang Kristen lebih erat dengan konsep pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka dibanding dengan sekarang. Pengakuan iman Westminter pada abad ke-17 menjelaskan tentang pemeliharaan Allah sebagai berikut :
Allah, Pencipta Agung dari segala sesuatu,memelihara, memimpin, mengatur dan memerintah semua makhluk ciptaan, tindakan, dan benda-benda ciptaan, mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kebijaksanaanNya yang paling bijak dan pemeliharaanNya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bias salah dari segala sesuatu sebelum terjadi yang dimilikiNya, dan kehendakNya yang bebas dan tidak berubah, bagi kemuliaan hikmatNya, kuasaNya, keadilanNya, kebaikanNya dan kemurahanNya.
    Apa yang Allah ciptakan, Dia juga pelihara. Di dalam Dia, kita hidup, bergerak dan memiliki keberadaan kita. Dia memerintah ciptaanNya dengan kedaulatan dan otoritas yang mutlak. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar lingkup pemerintahan pemeliharaan Allah yang berdaulat. Ada perbedaan yang krusial antara pemeliharaan Allah dengan keberuntungan, takdir atau kebetulan. Keberuntungan adalah buta, sedangkan Allah melihat segala sesuatu. Takdir tidak berpribadi, sedangkan Allah adalah seorang Bapa. Kebetulan adalah bisu, sedangkan Allah dapat berbicara. Di dalam alam semesta yang diperintah oleh Allah tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Aspek yang lain dari pemeliharaan Allah disebut dengan bekerja sama. Dia bekerja berdasarkan kehendakNya melalui tindakan-tindakan dari kehendak manusia.

3. MUJIZAT – MUJIZAT
    Kata mujizat dapat digunakan dalam tiga keadaan yaitu :
   
a.    Untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang biasa, tetapi memberikan kesan yang mendalam. Misalnya, kita menyebut kelahiran bayi sebagai mujizat. Kita mengagumi keindahan dan karya ciptaan Allah.
   
b.    Kita menggunakan istilah mujizat dalam pengertian yang hampir sama dengan yang pertama. Misalnya Bintang Betlehem, bintang yang bersinar sangat terang pada waktu kelahiran Tuhan Yesus dan menjadi penunjuk jalan bagi orang Majus untuk pergi ke Betlehem.
   
c.    Mujizat yang menunjuk pada tindakan Allah yang melawan hukum alam.       Misalnya Yesus mengubah air menjadi anggur atau membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 2 : 11)
Tiga macam pandangan yang berbeda tentang mujizat yaitu :
    a. Pandangan Skeptis yang menyangkali mujizat dapat terjadi.
   
b. Pandangan yang mengatakan bahwa mujizat terjadi pada zaman Alkitab dan terjadi sampai sekarang.
   
c. Pandangan yang percaya bahwa mujizat yang sebenarnya terjadi di Alkitab, tetapi Allah telah berhenti melakukannya pada saat pewahyuanNya telah selesai dalam firman Tuhan.

4. KEHENDAK ALLAH
    Ada tiga pengertian dari kehendak Allah yaitu :
    a. Kehendak Allah yang berkaitan dengan ketetapanNya yang berdaulat, dimana melaluinya Allah menjadikan segala sesuatu yang telah ditetapkanNya. Ini tersembunyi bagi kita sampai semua itu terjadi.
   
b. Kehendak yang dinyatakan adalah hukum atau printah-perintah yang dinyatakan Allah, dimana kita memiliki kuasa untuk melanggar tetapi tidak mempunyai hak untuk melanggar.
   
c. Kehendak yang berkaitan dengan sikap Allah, kehendak ini menunjukkan sikap Allah, yaitu apa yang diperkenanNya.
Kedaulatan Allah dalam mengizinkan manusia berdosa bukan merupakan hal yang disetujui oleh Allah secara moral.

5. IKATAN PERJANJIAN ALLAH DENGAN MANUSIA (COVENANT).
    Struktur dasar relasi antara Allah dengan umatNya yang dibuat Allah adalah Ikatan Perjanjian (The Covenant). Ikatan Perjanjian kadang disamakan dengan kontrak namun memiliki perbedaan. Kontrak adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang sederajat. Sedangkan Ikatan Perjanjian dalam Alkitab kedua belah pihak tidak selalu sederajat. Unsur pertama dari Ikatan Perjanjian adalah pendahuluan yang mencatat pihak-pihak yang berjanji. Keluaran 20 : 2 dimulai dengan “Aku adalah Tuhan Allahmu”. Allah lebih tinggi dan memiliki otoritas terhadap orang Israel. Unsur kedua adalah Pendahuluan Historis. Pada bagian ini dijelaskan tentang apa yang telah dilakukan Allah terhadap bangsa Israel sehingga Ia harus ditaati. Allah telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Unsur ketiga adalah aturan atau hukum yang harus dilakukan. Pada Keluaran 20 hukum tersebut adalah Sepuluh Perintah Allah yang harus diikuti oleh bangsa Israel. Yang terakhir adalah berkat dan kutukan, yang mana apabila hukum ditaati akan mendapat berkat dan apabila dilanggar akan mendapat kutuk. Contohnya adalah hukum Allah yang kelima, apabila ditaati Allah berjanji kepada bangsa Israel akan memberikan umur panjang di Tanah Perjanjian jika menghormati kedua orang tua.
    Dalam Alkitab perjanjian-perjanjian disahkan dengan darah (Yeremia 34 : 18). Dalam kitab Kejadian 15 : 7-21 Allah memberikan janji kepada Abraham yang ditandai dengan pengorbanan binatang. Dalam Ikatan Perjanjian yang baru yaitu Ikatan Perjanjian anugerah disahkan dengan darah Kristus di kayu salib. Allah bukan hanya berjanji untuk menebus semua orang yang percaya kepada Kristus tetapi juga memeteraikan janji tersebut.

6. IKATAN PERJANJIAN KERJA (COVENANT OF WORK)
    Allah berdasarkan kerelaanNya berkenan mengadakan Ikatan Perjanjian dengan ciptaanNya dimana Ia menambahkan janji berkat pada hukumNya. Ikatan Perjanjian pertama antara Allah dan umat manusia adalah suatu Ikatan Perjanjian Kerja. Pada perjanjian ini Allah menuntut ketaatan yang sempurna dan penuh pada perintahNya. Apabila kita yang telah melakukan satu dosa lalu mendapatkan penebusan, semua itu oleh karena kasih karunia Allah dan anugerah Allah. Ikatan Perjanjian Anugerah memungkinkan kita untuk menerima upah yang diterima oleh Kristus jika kita menerima Yesus dengan iman, karena Kristus telah memenuhi tuntutan-tuntutan Ikatan Perjanjian Kerja.GBU

By. A.Simarmata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar