RINGKASAN
BUKU
“KEBENARAN-KEBENARAN
DASAR IMAN KRISTEN”
OLEH
R.C. SPROUL
PENDAHULUAN
1. ALLAH YANG TIDAK
DAPAT DIMENGERTI SECARA TUNTAS
Karl
Bath seorang Teolog berkebangsaan Swiss mengatakan ada dua (2) pemikiran
mendasar dalam mempelajari teologi yaitu :
a. Di
dalam kebenaran kekristenan yang paling sederhana terdapat kedalaman yang dapat
mempengaruhi pemikiran orang-orang yang paling pandai di dalam sejarah manusia.
b. Usaha
mempelajari keluarbiasaan pemikiran teologi, kita tidak akan pernah dapat
memahami kedalaman dan kekayaan karakter Allah.
Jhon Calvin menggunakan analogi yaitu Allah
berbicara kepada kita dengan menggunakan“bahasa bayi”. Tidak ada seorangpun
yang mempunyai kemampuan untuk mengerti Allah secara tuntas, sebab kita adalah
makhluk yang terbatas sedangkan Allah adalah keberadaan yang tidak terbatas
(Ayub 38 : 1-38, Mazmur 139 : 1-18).
Pengetahuan
manusia yang terbatas bukan berarti tidak dapat mengetahui tentang Allah.
Pengetahuan yang diberikan Allah melalui wahyuNya nyata dan berguna bagi manusia.
Kita dapat mengetahui tentang Allah sepanjang Allah menyatakan diriNya kepada
kita.
Martin Luther mengarahkan dua(2) aspek
tentang Allah yaitu “yang tersembunyi” dan “yang dinyatakan”. (Ulangan 29 : 29
“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang
dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya,
supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini)
2. ALLAH TRITUNGGAL
Doktrin
Allah Tritunggal atau Trinitas bukan menjelaskan relasi dari 3(tiga) Allah, tetapi
satu Allah yang memiliki 3 (tiga) Pribadi. Kata Trinitas dipergunakan sebagai
usaha untuk menjelaskan kepenuhan dari Allah, baik dalam hal keesaanNya maupun
dalam hal keragamanNya (Ulangan 6 : 4). Alkitab menegaskan keilahian 3 (tiga)
Pribadi dari Allah yaitu : Bapa, Anak dan Roh Kudus (Matius 3 : 16-17 , Matius
28 : 19).
Modalisme
adalah ajaran yang menyangkal perbedaan pribadi-pribadi yang ada didalam
keesaan Allah, dan menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah merupakan
tiga cara Allah di dalam mengekspresikan diriNya. Sedangkan Triteisme yaitu ada
tiga keberadaan yang menjadi Allah.
Setiap
Pribadi di dalam Trinitas memiliki peran yang berbeda. Allah Bapa memprakarsai
penciptaan dan penebusan, Anak menebus ciptaan yaitu manusia berdosa dan Roh
Kudus melahirbarukan dan menguduskan dalam rangka mengaplikasikan penebusan
bagi orang-orang percaya.
Doktrin
Tritunggal menuntut kita untuk setia pada wahyu ilahi yang menyatakan bahwa
dalam satu pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lain Allah adalah
tiga.
3.
KEMANDIRIAN ALLAH
Pada
waktu Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta, hal itu
berarti pula bahwa Allah sendiri tidak diciptakan (Yohanes 1 : 1-5) Adalah
tidak mungkin bagi sesuatu untuk menciptakan dirinya sendiri. Dia adalah kekal,
itu berarti Dia selalu ada, dulu dan sekarang (Kolose 1 : 15-20, Wahyu 1 : 8).
Allah tidak membutuhkan pertolongan dari sumber lain diluar diriNya. Hal ini
yang dimengerti sebagai keberadaan yang mandiri. Allah kekal, sumber dan mata
air dari segala keberadaan serta memiliki kuasa keberadaan. Paulus menyatakan
kebergantungan manusia pada kuasa keberadaan Allah (Kisah Para
Rasul 17 : 28).
4.
KEMAHAKUASAAN ALLAH
Di
dalam teologi istilah mahakuasa tidak
berarti bahwa Allah dapat melakukan apa saja, misalnya tidak dapat berbohong
(Ibrani 6 : 18), tidak dapat mati dan tidak dapat diciptakan.
Kemahakuasaan
Allah berarti Allah berkuasa dan memiliki otoritas atas semua ciptaanNya. Apa
yang tidak mungkin bagi manusia selalu mungkin bagi Allah. Allah dapat
melakukan apa saja yang dikehendakiNya ( Lukas 1 : 37). Tidak ada satupun di
alam semesta yang dapat menggagalkan rencana-rencana Allah (Ayub 42 : 2)
5.
KEMAHAHADIRAN ALLAH
Manusia
tidak mungkin berada pada dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Hal ini
disebabkan manusia merupakan roh yang terbatas. Hanya Roh yang tidak terbatas
yang mampu untuk Mahahadir. Keimanenan Allah adalah Allah hadir secara penuh di
segala tempat dan segala waktu (Yeremia 23 : 23-24). Daud selalu meninggikan
kemuliaan akan kemahahadiran Allah secara puitis (Mazmur 139 : 7-10).
Kemahahadiran Allah merupakan penghiburan bagi orang-orang percaya.
6.
KEMAHATAHUAN ALLAH
Kata
Mahatahu berarti “memiliki semua pengetahuan”. Allah sebagai keberadaan yang
tidak terbatas mampu untuk menyadari segala sesuatu, mengerti segala sesuatu
dan mengetahui segala sesuatu (Roma 11 : 33-36). Kemahatahuan Allah berdasarkan
Allah yang tidak terbatas dan Allah yang mahakuasa. Kemahatahuan Allah juga
memiliki peranan sebagai Hakim yang maha adil, sebab Allah harus mengetahui
semua fakta tanpa ada yang tersembunyi (Ibrani 4 : 13 “Dan tidak ada sesuatu
makhluk pun yang tersembunyi dihadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan
jawab” ).
7.
KEKUDUSAN ALLAH
Kata
Kudus dalam Alkitab memiliki 2 (dua) pengertian yaitu :
1. Keterpisahan atau keberbedaan.
Alkitab berbicara tentang obyek yang kudus,
orang yang kudus dan waktu yang kudus hal ini disebabkan oleh jamahan Allah
atas semua itu. Kedekatan Allah yang menyebabkan sesuatu yang biasa menjadi
luar biasa dan yang umum menjadi khusus.
Contoh :
- Menguduskan Hari Sabat (Kejadian 2 : 2-3)
- Musa dipanggil Allah di Gunung Horeb (Keluaran
3 : 1-6)
- Dll.
2.
Kemurnian dan kebenaran tindakan Allah. Allah tidak pernah melakukan kesalahan
karena naturNya adalah kudus (Yesaya 6 : 1-13). Kebenaran internal Allah (natur kudusNya) dan
kebenaran eksternal Allah (tindakanNya).
Kita dipanggil untuk mencerminkan dan
merefleksikan kebenaran tindakan Allah dan harus meneladani kebaikanNya.
8.
KEBAIKAN ALLAH
Yakobus
mengatakan “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,
datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang, padaNya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yakobus 1 : 17). Pada sebuah
bayangan ada bagian gelapnya. Dalam istilah rohani kegelapan dihubungkan dengan
kejahatan. Kebaikan sangat erat hubungannya dengan Allah. Plato (seorang
filsuf) mengatakan kebaikan tertinggi adalah Allah sendiri. Yakobus mengajarkan
bahwa setiap yang baik dan yang sempurna merupakan pemberian dari Allah dan
Allah adalah Sumber dari semua kebaikan. (Roma 8 : 28).
9.
KEADILAN ALLAH
Aristoteles
mendefinisikan keadilan sebagai “memberikan kepada seseorang apa yang menjadi
miliknya”. Yang dimaksud dengan “menjadi miliknya atau haknya” dapat ditentukan
berdasarkan pada tanggung jawab etika atau berdasarkan perjanjian sebelumnya.
Kemurahan
dan keadilan merupakan sesuatu yang berbeda walaupun keduanya dapat dikaitkan.
Kemurahan terjadi pada saat seseorang yang melakukan kesalahan diberikan
hukuman yang lebih ringan dari seharusnya atau upah yang lebih besar dari
seharusnya diterima. Anugerah Allah pada dasarnya adalah semacam kemurahan.
Kemurahan Allah adalah hal yang didasarkan atas kebebasan kehendakNya. Seperti
yang dikatakanNya kepada Musa :”Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku
mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau
bermurah hati” (Roma 9 : 15).
Paulus menerima anugerah
dari Allah sedangkan Yudas Iskariot menerima keadilan. Ketidakadilan diluar
kategori keadilan dan merupakan pelanggaran bagi keadilan sedangkan kemurahan
juga diluar kategori keadilan namun tidak melanggar keadilan. GBU.
By. A.SIMARMATA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar